Proses pembetukan Identitas nasional bukan merupakan sesuatu yang sudah
selesai, tetapi sesuatu yang terbuka dan terus berkembang mengikuti
perkembangan jaman. Akan terjadi pergeseran nilai dari identitas itu
sendiri apabila identitas itu tidak dapat di jaga dan dilestarikan,
sehingga mengakibatkan identitas global akan mempengaruhi nilai
identitas nasional itu sendiri.Secara umum terdapat beberapa dimensi
yang menjelaskan kekhasan suatu bangsa. Unsur-unsur identitas itu secara
normatif, berbentuk sebagai nilai, bahasa, adat istiadat, dan letak
geografis.
1. Pola Perilaku
Gambaran pola perilaku yang terwujud dalam kehidupan sehari-hari,
Misalnya : adat istiadat, merupakan salah satu identitas nasional yang
bersumber dari adat istiadat dan budaya.
2. Lambang-Lambang
Sesuatu yang menggambarkan tujuan dan fungsi Negara. lambang-lambang ini
biasanya dinyatakan dalam undang-undang. Misalnya : Bendera, Bahasa,
dan lagu Kebangsaan.
3. Alat-alat perlengkapan
Sejumlah perangkat atau alat-alat perlengkapan yang digunakan untuk
mencapai tujuan yang berupa bangunan, peralatan dan tekhnologi, misalnya
: bangunan candi, Masjid, Bangunan perkantoran, dan lainnya
4. Tujuan yang Ingin dicapai
Identitas yang bersumber dari tujuan ini bersifat dinamis dan tidak
tetap seperti Budaya Unggul, presentasi dalam bidang tertentu .Sebagai
sebuah bangsa yang mendiami sebuah Negara, tujuan bersama bangsa
Indonesia telah tertuang dalam pembukaan UUD 45, Yakni kecerdasan dan
kesejahteraan bersama bangsa Indonesia.
Unsur-unsur Pembentukan Identitas Nasional
Salah satu identitas bangsa Indonesia adalah ia dikenal sebagai sebuah
bangsa yang majemuk. Kemajemukan Indonesia dapat dilihat dari sisi
sejarah, kebudayaan, suku bangsa, agama dan bahasa.
1. Sejarah
2. Kebudayaan
3. Suku Bangsa
4. Agama
5. Bahasa
Peristiwa Sumpah Pemuda tahun 1928, yang menyatakan bahasa Indonesia
sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia, telah memberikan nilai
tersendiri bagi pembentukan identitas nasional Indonesia. Lebih dari
sekedar bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki nilai tersendiri bagi
bangsa Indonesia, ia telah memberikan sumbangan besar pada pembentukan
nasionalisme Indonesia.
PANCASILA : Nilai Bersama Dalam Kehidupan Kebangsaan Dan Kenegaraaan
Tidak pernah ada suatu bangsa hidup terpisah dari akar tradisinya
sebagaimana tidak ada pula suatu bangsa yang hidup tanpa pengaruh dari
luar. Bangsa yang besar adalah bangsa yang hidup dengan kelenturan
budayanya untuk mengadaptasi unsur-unsur luar yang dianggap baik dan
memperkaya nilai-nilai lokal. Ketidakmampuan beradaptasi dengan budaya
luar acap kali menempatkan bangsa tersebut ke dalam kisaran kehilangan
identitas namun tidak pula berhasil hidup dengan identitas barunya yang
diadopsi dari luar. Kegagalan Turki untuk menjadi bangsa modern ala
Eropa atau ketidakstabilan politik yang terjadi di negara-negara
berkembang, salah satunya Philipina yang berusaha keras meniru sistem
politik ala Amerika, dapat dijadikan contoh bahwa mengadopsi sistem
nilai demokrasi Barat harus dilakukan secara cerdas, kritis, dan
bijaksana.
Pancasila adalah capaian demokrasi paling penting yang dihasilkan oleh
para pendiri bangsa ( founding fathers ) Indonesia. Kemajemukan
Pancasila dapat dilihat pada kelima silanya. Kelima sila Pancasila
tersebut mewakili beragam pandangan dan kelompok dominan dan Indonesia
pada paruh pertama pada abad ke- 20. Pada masa itu indonesia merupakan
kawasan subur bagi pertumbuhan beragam aliran pemikiran dan pergerakan
nasional dengan basis ideologi yang beraneka ragam. Sebagai kawasan yang
kaya dengan tradisi dan budaya, Indonesia memiliki tradisi yang tidak
dimiliki oleh kawasan lain. Sebagai sebuah konsensus nasional, Pancasila
merupakan pandanga hidup yang terbuka dan bersifat dinamis. Sifat
keterbukaan Pancasila dapat dilihat pada muatan Pancasila yang merupakan
perpaduan antara nilai ke-Indonesiaan yang majemuk dan nilai yang
bersifat universal. Universalitas Pancasila dapat dilihat pada semangat
ketuhanan (sila pertama); kemanusiaan, keadilan dan keadaban (sila
kedua); dan keadailan sosial (sila kelima) dan sekaligus ke- Indonesiaan
( persatuan Indonesia ) dan semangat gotong royong (sila keempat)
Semangat Pancasila masih sangat relevan dijadikan sebagai semangat
perjuangan kemanusiaan bangsa indonesiantuk menujukan sebagai bangsa
yang mandiri dan memiliki karakter yang kuat sebagai bangsa yang
menjujung tunggi semangat persamaan, keadilan dan keadaban dengan tetap
mempertahankan kesatuan sebagai sebuah keluarga bangsa yang majemuk.
Bersandar pada pandangan ini lahirnya sikap dan pandangan
mempertentangkan demokrasi dengan Pancasila sama sekali merupakan satu
yang historis. Sepanjang sejarah orde baru, Pancasila telah dijadikan
alat untuk membungkam suara kedaulatan rakyat dengan atas nama
pembangunan nasional. Orde baru juga telah melakukan penyeragaman tafsir
atas Pancasila yang disebarluaskan melalui penataran dan pendidikan di
sekolah dan perguruan tinggi. Reformasi yang sejatinya merupakan
keberlangsungan menuju kedewasaan menjadi sebuah bangsa merupakan
keberlangsungan menuju kedewasaan menjadi sebuah bangsa yang besar dan
perubahan menuju tatanan nasional yang lebih baik (continuity and
changes), sebaliknya ia telah menjelma laksana bola api panas.
REVITALISASI PANCASILA
Gelombang demokrasi ( democracy wave ) dalam bentuk tuntutan reformasi
di Negara-negara tidak demokrasi, termasuk Indonesia, menjadi ancaman
bagi eksistensi ideologi nasional seperti Pancasila. Namun demekian,
globalisasi juga melahirkan paradoksnya sendiri: di satu sisi
globalisasi demokrasi mengakibatkan kebangkrutan banyak faham ideologi,
di sisi yang lain juga mendorong bangkitnya semangat nasionalisme lokal,
bahkan dalam bentknya yang paling dangkal dan sempit semacam
ethno-nasionalisme, bahkan tribalism. Gejala ini, sering disebut sebagai
“balkanisasi” yang terus mengancam integrasi Negara-negara yang majemuk
dari sudut etnis, sosial kultural, dan agama seperti Indonesia.
Menurut Azra, paling tidak ada tiga faktor yang membuat Pancasila
semakin sulit dan marjinal dalam perkembangannya saat ini. Pertama,
Pancasila terlanjur tercemar karena kebijakan rezim Soeharto yang
menjadikan Pancasila sebagai alat politik untuk mempertahankan status
quo kekuasaannya. Rezim Soeharto, misalnya, menetapkan Pancasila sebagai
azas tunggal bagi setiap organisasi, baik organisasi kemasyarakatan
maupun organisasi politik. Rezim tersebut juga mendominasi pemaknaan
Pancasila yang diindoktrinasikan secara paksa melalui penataran Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila ( P4 ).
Kedua, liberalisasi politik dengan penghapusan ketentuan yang ditetapkan
Presiden BJ. Habibi tentang Pancasila sebagai satu-satunya asas
organisasi. Penghapusan ini memberikan peluang bagi adopsi asas
ideologi-ideologi lain, khususnya yang berbasiskan agama. Akibatnya,
Pancasila cenderung tidak lagi menjadi common platform dalam kehidupan
politik.
Globalisasi, Glokakalisasi, dan Ketahanan Nasional
a. Hakikat Globalisasi
Secara umum globalisasi adalah suatu perubahan sosial dalam bentuk
semakin bertambahnya keterkaitan antara masyarakat denga faktor-faktor
yang terjadi akibat transkulturisasi dan perkembangan teknologi modern.
Istilah globalisasi dapat di terapkan dalam berbagai konteks sosial,
budaya, ekonomi, dan sebagainya memahami globalisasi adalah suatu
kebutuhan, mengingat majemuknya fenomena tersebut. Globalisasi merupakan
fenomena berwajah majemuk, seperti diuraikan scolte(2000), sebagai mana
dikutip Sugeng Bahagijo dan darmawan triwibowo, bahwa globalisasi
sering di dentikkan dengan: 1. internasionalisasi yaitu hubungan antar
Negara, meluasnya arus perdagangan dan penanaman modal: 2. liberalisasi
yaitu pencabutan pembatasan-pembatasan pemeritah untuk membuka ekonomi
tanpa pagar (borderless world) dalam hambatan perdagangan, pembatasan
keluar masuk mata uang, kendali devisa dan ijin masuk suatu Negara:(
visa). 3. Universalisasi yaitu ragam hidup seoerti makanan Mc Donald,
kendaraan, di seluruh pelosok penjuru dunia. 4. Westernisasi atau
Amerikanisasi yaitu ragam hidup dan budaya barat atau amerika: 5.
De-teroterialisasi, yaitu perubahan-perubahan geografi sehingga ruang
sosial dalam perbatasan, tempat dan distance menjadi berubah. Istilah
globalisasi telah menjadi istilah umum yang dibicarakan oleh setiap
orang hingga diskusi ilmiah dalam lingkungan akademik.
Beberapa unsur penting yang terkait dengan globalisasi adalah:
1. Global Space ( Dunia maya)
Globalisasi informasi ditunjukan dengan semakin pesatnya penggunaan
media elektronik dalam mengirim dan menerima informasi, surat kabar,
radio dan televisi tidak lagi merupakan sumber utama informasi;
kehadiran internet telah memudahkan informasi dunia diterima oleh
siapapun dipenjuru pelosok dunia. Jika radio dan televisi masih dapat di
awasi dan diatur oleh kekuasan politik sebuah Negara, tidak demikian
dengan media internet.
Dengan media internet, memungkinkan pengiriman informasi dalam jumlah
yang tidak terbatas, dalam waktu yang lebih cepat, dan dengan biaya
lebih murah. Melalui media internet siapapun dapat mengirim dan
mengakses informasi tanpa persyaratan lisensi atau bukti kompetensi
apapun
2. Beberapa Kecenderungan Gelombang Globalisasi terhadap Nasionalisme
Berbagai gejala globalisasi seperti dijabarkan di atas, membawa akibat
dalam tata kehidupan manusia, dalam pola tingkah laku, bahkan dalam
sistem nilai yang berlaku. ada beberapa kecenderungan dari gelombang
globalisasi ;
Munculnya ( cyberspace ) yang menenorobos batas toritorial negara akan
berdampak Negara tidak lagi memonopoli semua peraturan. Peralihan ini
pada tingkat politik menunjukan peralihan dari government ke governace,
dan peralihan dari sifat pengawasaan nasional sentralistik ke pengawasan
yang bersifat lokal atau otonom . dengan demikian, sentralisme negara
tidak lagi efektif.
Adanya suatu gelombang perubahan di dalam konstilasi politik global.
Didalam gelombang globalisasi konstilasi politik mengarah pada kerangka
multipoler. Perdagangan misalnya tidak lagi bersifat hubungan dua negara
tetapi dengan berbagai Negara.
3. Tantangan Masa Depan Dalam Gelombang Globalisasi
Beberapa yang menjadi tantangan besar dan bersama, mengutip pendapat
Tilaar, yang diakibatkan gelombang globalisasi adalah sebagai berikut:
1. Globalisasi bukan hanya memberikan banyak nilai positf tetapi juga
dapat mengakibatkan semakin miskinnya negara-negara yang sumber daya
manusianya rendah, serta kurangnya sumber daya alam. Masalah kemiskinan
bukan hanya milik suatu masyarakat tetapi merupakan tanggung jawab
intenasional. Kesenjangan antara Negara kaya dan Negara miskin semakin
melebar di dalam era globalisasi apabila tidak diambil langkah untuk
membantu yang lemah.
2. Memperjuangkan dan melaksanakan Hak Asasi Manusia. Gelombang
globalisasi dapat saja mengijak-injak hak asasi manusia apabila motif
yang mendasari perubahan sosial dan ekonomi semata-mata berdasarkan
frofit. Hak Asasi Manusia perlu dijaga dan dikembangkan oleh karena itu
dengan menghormati Hak Asasi Manusia maka demokrasi akan semakin
berkembang. Oleh sebab itu, hak asasi manusia harus menjadi agenda
internasional untuk menjadi bentang dari arus globalisasi yang dapat
bersifat dehomanisasi.
3. Menciptakan dan memelihara tatanan dunia yang aman. Perdangangan
bebas, hak asasi tidak dapat dilakukan di dalam negara yang kacau. Kini
manusia berlomba-lomba untuk menciptakan dunia yang lebih makmur dan
kemakmuran itu hanya dapat diwujudkan di dalam kerja sama internasional
yang aman. Oleh sebab itu, berbagai upaya untuk meningkatkan kerjasama
multilateral haruslah dipacu.
4. Perlu diwujudkan tatanan ekonomi dankeuangan yang baru.
Lembaga-lembaga ekonomi dan keuangan lama yang dilahirkan pada masa
perang dingin seta tatanan dunia yang lama, seperti badan-badan IMF,
World bank, WTO, perlu ditata kembali supaya lebih sesuai dengan
tuntutan hidup internasional yang baru.
b. Globalisasi
Salah satu konsep yang ikut berkembang bersama globalisasi adalah
glokalisasi. Istilah glokalisasi dipopulerkan oleh Roland Robertson pada
tahun 1977 dalam konfrensi “Globalization and Indigenous Culture”.
Secara umum glokalisasi adalah penyesuaian Dalam wilayah budaya ,
glokalisasi dimaknai dengan munculnya interpretasi produk-produk global
dalam konteks lokal yang dilakukan oleh masyarakat didalam berbagai
wilayah budaya. Interprestasi lokal masyarakat tersebut kemudian juga
membuka kemungkinan adanya pergeseran makna atas nilai budaya. Dalam
proses glokalisasi medium bahasa juga di pergunakan.
Ketahanan nasional adalah kondisi dinamik suatu bangsa dalam menghadapi
dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, serta gangguan yang
datang dari luar maupun dalam negeri.
Dalam rangka ketahanan nasional, peluang dan tatangan bangsa Indonesia
dalam era globalisasi dapat di jumpai dalam beberapa bidang :
1. Bidang politik
2. bidang Ekonomi
3. bidang sosial budaya.
Multi kulturisme:
Antara Nasionalisme dan Globalisasi
Salah satu isu penting yang mengiringi gelombang demokrasi adalah
munculnya wacana multikulturisme. Multikulturisme adalah kesediaan
menerima kelompok lain secara sama sebagai kesatuan tanpa memperdulikan
perbedaan budaya, etnik, jender, bahasa maupun agama. Gerakan
multikultural muncul pertama kali di Kanada dan Australia sekitar
1950-an.